KETERAMPILAN MEMBACA
1. Pengertian
Keterampilan
berbahasa sebagaimana diketahui ada lima jenis meliputi menyimak,
berbicara, membaca, menulis, dan membuat surat. kelima keterampilan ini adalah
satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan oleh karena itu, sebaiknya di laksanakan
secara seimbang dan terpadu.
Pentingnya kemampuan dan keterampilan membaca pada setiap orang di
ungkapkan oleh Burn Roll Dan ross (1996:5) dalamKhalik 2002:22) bahwa kemampuan
membaca merupakan kemampuan yang mutlak dikuasai oleh masyarakat
yang ingin maju (melek huruf) anak yang tidak mampu membaca akan
mengalami kesulitan dalam belajar. Sebaliknya anak yang memiliki kemampuan membaca yang
lebih baik akan lebih mampu menyesuaikan perkembangan dalam berbagai
bidang dalam kehidupan mereka.
Membaca merupakan keterampilan mengenal dan
memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahnnya menjadi
cara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras.
2. Keterkaitan
dengan
Keterampilan lainnya
Menyimak dan membaca sama-sama merupakan keterampilan
berbahasa yang bersifat resesif. Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa
ragam lisan, sedangkan membaca merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis.
Penyimak maupun pembaca melakukan aktivitas pengidentifikasian terhadap
unsur-unsur bahasa yang berupa suara (menyimak), maupun berupa tulisan
(membaca) yang selanjutnya diikuti dengan decoding
guna memperoleh pesan yang berupa konsep, ide, atau informasi. Keterampilan
membaca tidak akan pernah bisa dikuasai apabila tidak terampil dalam menyimak.
Karena dalam proses belajar membaca diperlukan menyimak pelajaran dari seorang
guru. Tidak mungkin bisa membaca dengan sendirinya tanpa menyimak dari
seseorang atau dari buku.
Dalam
keterampilan membaca diperlukan keterampilan berbicara. Karena seseorang akan
sulit membaca jika tidak bisa berbicara bahkan mungkin tidak bisa membaca.
Membaca dan menulis merupakan keterampilan yang saling
melengkapi. Tidak ada yang perlu ditulis kalau tidak ada yang membacanya, dan
tidak ada yang dapat dibaca kalau belum ada yang ditulis. Keduanya merupakan
keterampilan bahasa yang tertulis dan menggunakan simbol-simbol yang dapat
dilihat yang mewakili kata-kata yang diucapkan serta pengalaman dibalik
kata-kata tersebut. Dalam menulis, orang lebih suka menggunakan kata-kata yang
dikenal dan yang dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam bahasa bacaan yang
telah dibacanya. Untuk bisa menulis seseorang harus bisa
membaca. Karena
dengan membaca seseorang menjadi mengerti maksud dari tulisannya.
Seseorang akan bisa membuat surat jika dia bisa
membaca dan menulis. Kalau seseorang tidak bisa membaca ia tidak akan mengerti
pesan yang terkandung dalam surat. Dan jika tidak bisa menulis, pasti tidak
bisa membuat surat. Karena surat berupa tulisan.
3.
Jenis-Jenis
1) Membaca Nyaring dan Membaca dalam Hati
1) Membaca Nyaring dan Membaca dalam Hati
Membaca nyaring
merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan (dengan nyaring) kepada orang
lain. Karena tujuan utamanya mengkomunikasikan isi bacaan, maka si pembaca
bukan hanya dituntut harus mampu melafalkan dengan suara nyaring lambang-lambang bunyi bahasa
saja, melainkan juga dituntut harus mampu melakukan proses pengolahan agar
pesan-pesan atau muatan makna yang terkandung dalam lambang-lambang bunyi bahasa
tersebut dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh orang-orang yang
mendengarnya. Dengan demikian, jelaslah bahwa proses membaca nyaring
sesungguhnya bukanlah hal yang mudah. Soedarso (1998:18) mengatakan bahwa saya
membaca nyaring lebih sulit dibandingkan dengan membaca dalam hati.
2) Membaca Ekstensif dan Membaca Intensif
Membaca ekstensif merupakan membaca yang dilakukan secara luas. Pada siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam hal memiliki baik jenis maupun lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Program membaca ini sangat besar manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang sangat luas kepada para siswa yang mengikutinya.
Membaca ekstensif meliputi tiga jenis membaca yakni:
Membaca ekstensif merupakan membaca yang dilakukan secara luas. Pada siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam hal memiliki baik jenis maupun lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Program membaca ini sangat besar manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang sangat luas kepada para siswa yang mengikutinya.
Membaca ekstensif meliputi tiga jenis membaca yakni:
1. Membaca Survey
Membaca survey adalah sejenis kegiatan membaca dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum, ikhwal isi, serta ruang lingkup dari bahan bacaan yang hendak dibaca. Oleh karena itu, dalam praktiknya pembaca hanya sekedar melihat atau menelaah bagian bacaan yang dianggap penting saja. Misalnya, judul, nama pengarang beserta biodatanya, judul, bab serta sub-sub bab, daftar indeks atau daftar buku-buku rujukan yang dipergunakannya. Dengan demikian membaca survey bukanlah membaca sebenarnya. Jadi, dapat dikatakan semacam kegiatan prabaca.
Membaca survey adalah sejenis kegiatan membaca dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum, ikhwal isi, serta ruang lingkup dari bahan bacaan yang hendak dibaca. Oleh karena itu, dalam praktiknya pembaca hanya sekedar melihat atau menelaah bagian bacaan yang dianggap penting saja. Misalnya, judul, nama pengarang beserta biodatanya, judul, bab serta sub-sub bab, daftar indeks atau daftar buku-buku rujukan yang dipergunakannya. Dengan demikian membaca survey bukanlah membaca sebenarnya. Jadi, dapat dikatakan semacam kegiatan prabaca.
2. Membaca
Sekilas
Membaca sekilas atau membaca Skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat (Tarigan, 1990:32).
Soedarso (1998:32) mendefinisikan skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien.
Membaca sekilas atau membaca Skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat (Tarigan, 1990:32).
Soedarso (1998:32) mendefinisikan skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien.
3. Membaca
Dangkal
Membaca dangkal pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan yang dibaca. Membaca jenis ini biasanya dilakukan bila pembaca bermaksud untuk mencari kesenangan atau kebahagiaan. Oleh karena itu, jenis bacaannya pun betul-betul merupakan jenis bacaan ringan. Misalnya, majalah, novel, cerpen dan sebagainya. Membaca dangkal ini dilakukan dengan santai.
Membaca dangkal pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan yang dibaca. Membaca jenis ini biasanya dilakukan bila pembaca bermaksud untuk mencari kesenangan atau kebahagiaan. Oleh karena itu, jenis bacaannya pun betul-betul merupakan jenis bacaan ringan. Misalnya, majalah, novel, cerpen dan sebagainya. Membaca dangkal ini dilakukan dengan santai.
3) Membaca Intensif
Membaca intensif merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama. Dalam membaca ini, para siswa hanya membaca satu atau beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada. Program membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis.
Jenis membaca intensif antara lain:
Membaca intensif merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama. Dalam membaca ini, para siswa hanya membaca satu atau beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada. Program membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis.
Jenis membaca intensif antara lain:
1. Membaca Teliti
Membaca ini bertujuan untuk memahami secara detail gagasan yang terdapat dalam teks bacaan tersebut untuk melihat organisasi penulisan atau pendekatan yang digunakan oleh si penulis.
Pembaca dalam hal ini selain dituntut untuk dapat mengenal dan menghubungkan kaitan antara gagasan yang ada, baik yang terdapat dalam kalimat maupun dalam setiap paragraf.
Membaca ini bertujuan untuk memahami secara detail gagasan yang terdapat dalam teks bacaan tersebut untuk melihat organisasi penulisan atau pendekatan yang digunakan oleh si penulis.
Pembaca dalam hal ini selain dituntut untuk dapat mengenal dan menghubungkan kaitan antara gagasan yang ada, baik yang terdapat dalam kalimat maupun dalam setiap paragraf.
2. Membaca
Pemahaman
Menurut Tarigan (1986:56) membaca pemahaman merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, serta pola-pola fiksi.
Menurut Tarigan (1986:56) membaca pemahaman merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, serta pola-pola fiksi.
3. Membaca Kritis
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
4. Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan. Menurut Tarigan (1986:56) membaca ide merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari jawaban atau pertanyaan berikut dari suatu bacaan:
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan. Menurut Tarigan (1986:56) membaca ide merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari jawaban atau pertanyaan berikut dari suatu bacaan:
(a)
mengapa hal itu merupakan judul atau
topik yang baik;
(b)
masalah apa saja yang dikupas atau
dibentangkan dalam bacaan tersebut;
(c) hal-hal apa yang dipelajari dan yang
dilakukan oleh sang tokoh.
5. Membaca Bahasa
Asing
Membaca bahasa asing pada tataran yang lebih rendah umumnya bertujuan untuk memperbesar daya kata dan untuk mengembangkan kosakata, dalam tataran yang lebih luas tentu saja bertujuan untuk mencapai kefasihan.
Membaca bahasa asing pada tataran yang lebih rendah umumnya bertujuan untuk memperbesar daya kata dan untuk mengembangkan kosakata, dalam tataran yang lebih luas tentu saja bertujuan untuk mencapai kefasihan.
6. Membaca Sastra
Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya sastra, baik dalam hubungannya dengan kepentingan apresiasi maupun dalam hubungannya dengan kepentingan studi dan kepentingan pengkajian.
Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya sastra, baik dalam hubungannya dengan kepentingan apresiasi maupun dalam hubungannya dengan kepentingan studi dan kepentingan pengkajian.
4) Membaca Literal, Kritis dan Kreatif
Membaca literal meruapakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan menangkap arti yang tertera secara tersurat. Artinya pembaca hanya berusaha menangkap informasi yang terletak secara literal dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna yang lebih dalam lagi, yakni makna yang tersirat.
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan belaka. Dengan membaca kritis pembaca akan dapat mencamkan lebih lama terhadap apa yang dibacanya dan dia pun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir kritis.
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan penilaian yang adil dan bijaksana. Menurut Harras (1998:45) untuk dapat melakukan kegitan membaca kritis, ada empat macam persyaratan pokok, yaitu:
Membaca literal meruapakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan menangkap arti yang tertera secara tersurat. Artinya pembaca hanya berusaha menangkap informasi yang terletak secara literal dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna yang lebih dalam lagi, yakni makna yang tersirat.
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan belaka. Dengan membaca kritis pembaca akan dapat mencamkan lebih lama terhadap apa yang dibacanya dan dia pun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir kritis.
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan penilaian yang adil dan bijaksana. Menurut Harras (1998:45) untuk dapat melakukan kegitan membaca kritis, ada empat macam persyaratan pokok, yaitu:
(1)
pengetahuan tentang bidang ilmu yang
disajikan dalam bahan bacaan yang sedang dibaca;
(2)
sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa;
(3)
penerapan berbagai metode analisis yang
logis atau penelitian ilmiah;
(4)
tindakan yang diambil berdasarkan analisis
atau pemikiran tersebut.
Membaca
kreatif merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari
pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaan lewat jalan mengidentifikasi
ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah
didapatkan.
Dalam proses membaca kreatif, pembaca dituntut untuk mencermati ide-ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide-ide yang sejenis yang mungkin saja berbeda-beda, baik berupa petunjuk, aturan, atau kiat-kiat tertentu. Selain itu, kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang.
Menurut Harras (1998:49) pembaca dapat dikatakan pembaca kreatif andaikan memenuhi kriteria berikut:
Dalam proses membaca kreatif, pembaca dituntut untuk mencermati ide-ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide-ide yang sejenis yang mungkin saja berbeda-beda, baik berupa petunjuk, aturan, atau kiat-kiat tertentu. Selain itu, kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang.
Menurut Harras (1998:49) pembaca dapat dikatakan pembaca kreatif andaikan memenuhi kriteria berikut:
(1) Kegiatan membaca tidak
berhenti sampai pada saat menutup buku;
(2) mampu menerapkan hasil
untuk kepentingan hidup sehari-hari;
(3) munculnya perubahan
sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai;
(4) hasil membaca berlaku
sepanjang masa;
(5) mampu menilai secara
kritis dan kreatif bahan-bahan bacaan;
(6) mampu memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil bacaan yang telah dibaca.
4. Aplikasi
dalam Pembelajaran
Aplikasi
dari keterampilan membaca adalah dengan keterampilan membaca kita dapat dengan
mudah menemukan intisari dari sebuah bacaan, atau bahkan initisari sebuah buku.
Hal itu akan membuat kita terampil dalam berbahasa dan pengetahuan kita
bertambah. Membaca juga bisa menjadi hiburan. Contohnya seperti membaca puisi,
dan novel.