Kamis, 31 Oktober 2013

Keterampilan Membaca


KETERAMPILAN MEMBACA

1. Pengertian
Keterampilan berbahasa sebagaimana diketahui ada  lima  jenis meliputi menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan membuat surat. kelima keterampilan ini adalah satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan oleh karena itu, sebaiknya di laksanakan secara seimbang dan terpadu.
Pentingnya kemampuan dan keterampilan membaca pada setiap orang di ungkapkan oleh Burn Roll Dan ross (1996:5) dalamKhalik 2002:22) bahwa kemampuan membaca merupakan kemampuan yang mutlak dikuasai  oleh masyarakat yang ingin maju (melek huruf) anak  yang tidak mampu  membaca  akan mengalami  kesulitan dalam belajar. Sebaliknya anak yang memiliki kemampuan  membaca  yang lebih baik akan  lebih  mampu menyesuaikan perkembangan dalam  berbagai bidang dalam kehidupan mereka.
Membaca merupakan keterampilan mengenal  dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahnnya menjadi cara  bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras.

2. Keterkaitan dengan Keterampilan lainnya
Menyimak dan membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat resesif. Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Penyimak maupun pembaca melakukan aktivitas pengidentifikasian terhadap unsur-unsur bahasa yang berupa suara (menyimak), maupun berupa tulisan (membaca) yang selanjutnya diikuti dengan decoding guna memperoleh pesan yang berupa konsep, ide, atau informasi. Keterampilan membaca tidak akan pernah bisa dikuasai apabila tidak terampil dalam menyimak. Karena dalam proses belajar membaca diperlukan menyimak pelajaran dari seorang guru. Tidak mungkin bisa membaca dengan sendirinya tanpa menyimak dari seseorang atau dari buku.
Dalam keterampilan membaca diperlukan keterampilan berbicara. Karena seseorang akan sulit membaca jika tidak bisa berbicara bahkan mungkin tidak bisa membaca.
Membaca dan menulis merupakan keterampilan yang saling melengkapi. Tidak ada yang perlu ditulis kalau tidak ada yang membacanya, dan tidak ada yang dapat dibaca kalau belum ada yang ditulis. Keduanya merupakan keterampilan bahasa yang tertulis dan menggunakan simbol-simbol yang dapat dilihat yang mewakili kata-kata yang diucapkan serta pengalaman dibalik kata-kata tersebut. Dalam menulis, orang lebih suka menggunakan kata-kata yang dikenal dan yang dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam bahasa bacaan yang telah dibacanya. Untuk bisa menulis seseorang harus bisa membaca. Karena dengan membaca seseorang menjadi mengerti maksud dari tulisannya.
Seseorang akan bisa membuat surat jika dia bisa membaca dan menulis. Kalau seseorang tidak bisa membaca ia tidak akan mengerti pesan yang terkandung dalam surat. Dan jika tidak bisa menulis, pasti tidak bisa membuat surat. Karena surat berupa tulisan.

3. Jenis-Jenis 
1)   Membaca Nyaring dan Membaca dalam Hati
     Membaca nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan (dengan nyaring) kepada orang lain. Karena tujuan utamanya mengkomunikasikan isi bacaan, maka si pembaca bukan hanya dituntut harus mampu melafalkan dengan suara nyaring lambang-lambang bunyi bahasa saja, melainkan juga dituntut harus mampu melakukan proses pengolahan agar pesan-pesan atau muatan makna yang terkandung dalam lambang-lambang bunyi bahasa tersebut dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh orang-orang yang mendengarnya. Dengan demikian, jelaslah bahwa proses membaca nyaring sesungguhnya bukanlah hal yang mudah. Soedarso (1998:18) mengatakan bahwa saya membaca nyaring lebih sulit dibandingkan dengan membaca dalam hati.
2) Membaca Ekstensif dan Membaca Intensif
Membaca ekstensif merupakan membaca yang dilakukan secara luas. Pada siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam hal memiliki baik jenis maupun lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Program membaca ini sangat besar manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang sangat luas kepada para siswa yang mengikutinya.
 Membaca ekstensif meliputi tiga jenis membaca yakni:
1. Membaca Survey
Membaca survey adalah sejenis kegiatan membaca dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum
, ikhwal isi, serta ruang lingkup dari bahan bacaan yang hendak dibaca. Oleh karena itu, dalam praktiknya pembaca hanya sekedar melihat atau menelaah bagian bacaan yang dianggap penting saja. Misalnya, judul, nama pengarang beserta biodatanya, judul, bab serta sub-sub bab, daftar indeks atau daftar buku-buku rujukan yang dipergunakannya. Dengan demikian membaca survey bukanlah membaca sebenarnya. Jadi, dapat dikatakan semacam kegiatan prabaca.
2. Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca Skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat (Tarigan, 1990:32).
Soedarso (1998:32) mendefinisikan skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien.
3. Membaca Dangkal
Membaca dangkal pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan yang dibaca. Membaca jenis ini biasanya dilakukan bila pembaca bermaksud untuk mencari kesenangan atau kebahagiaan. Oleh karena itu, jenis bacaannya pun betul-betul merupakan jenis bacaan ringan. Misalnya, majalah, novel, cerpen dan sebagainya. Membaca dangkal ini dilakukan dengan santai.

3) Membaca Intensif
Membaca intensif merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara s
eksama. Dalam membaca ini, para siswa hanya membaca satu atau beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada. Program membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis.
Jenis membaca intensif antara lain:
1. Membaca Teliti
Membaca ini bertujuan untuk memahami secara detail gagasan yang terdapat dalam teks bacaan tersebut untuk melihat organisasi penulisan atau pendekatan yang digunakan oleh si penulis.
Pembaca dalam hal ini selain dituntut untuk dapat mengenal dan menghubungkan kaitan antara gagasan yang ada, baik yang terdapat dalam kalimat maupun dalam setiap paragraf.
2.  Membaca Pemahaman
Menurut Tarigan (1986:56) membaca pemahaman merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, serta pola-pola fiksi.
3. Membaca Kritis
Membaca kritis adalah seje
nis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
4.  Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan. Menurut Tarigan (1986:56) membaca ide
merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari jawaban atau pertanyaan berikut dari suatu bacaan:
(a)   mengapa hal itu merupakan judul atau topik yang baik;
(b)   masalah apa saja yang dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut;
 (c) hal-hal apa yang dipelajari dan yang dilakukan oleh sang tokoh.
5. Membaca Bahasa Asing
Membaca bahasa asing pada tataran yang lebih rendah umumnya bertujuan untuk memperbesar daya kata dan untuk mengembangkan kosakata, dalam tataran yang lebih luas tentu saja bertujuan untuk mencapai kefasihan.
6. Membaca Sastra
Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya sastra, baik dalam hubungannya dengan kepentingan apresiasi maupun dalam hubungannya dengan kepentingan studi dan kepentingan pengkajian.
4)    Membaca Literal, Kritis dan Kreatif
Membaca literal meruapakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan menangkap arti yang tertera secara tersurat. Artinya pembaca hanya berusaha menangkap informasi yang terletak secara literal dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna yang lebih dalam lagi, yakni makna yang tersirat.
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan belaka. Dengan membaca kritis pembaca akan dapat mencamkan lebih lama terhadap apa yang dibacanya dan dia pun akan
mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir kritis.
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan penilaian yang adil dan bijaksana. Menurut Harras (1998:45) untuk dapat melakukan kegitan membaca kritis, ada empat macam persyaratan pokok, yaitu:
(1)   pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bahan bacaan yang sedang dibaca;
(2)   sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa;
(3)   penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmiah;
(4)   tindakan yang diambil berdasarkan analisis atau pemikiran tersebut.
Membaca kreatif merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaan lewat jalan mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan.
Dalam proses membaca kreatif, pembaca dituntut untuk mencermati ide-ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide-ide yang sejenis yang mungkin saja berbeda-beda, baik berupa petunjuk, aturan, atau kiat-kiat tertentu. Selain itu, kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang.
Menurut Harras (1998:49) pembaca dapat dikatakan pembaca kreatif andaikan memenuhi kr
iteria berikut:
(1)   Kegiatan membaca tidak berhenti sampai pada saat menutup buku;
(2)   mampu menerapkan hasil untuk kepentingan hidup sehari-hari;
(3)   munculnya perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai;
(4)   hasil membaca berlaku sepanjang masa;
(5)   mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaan;
(6)   mampu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil bacaan yang telah dibaca.

4. Aplikasi dalam Pembelajaran
Aplikasi dari keterampilan membaca adalah dengan keterampilan membaca kita dapat dengan mudah menemukan intisari dari sebuah bacaan, atau bahkan initisari sebuah buku. Hal itu akan membuat kita terampil dalam berbahasa dan pengetahuan kita bertambah. Membaca juga bisa menjadi hiburan. Contohnya seperti membaca puisi, dan novel.

Kamis, 24 Oktober 2013

Program Studi Pendidikan Fisika
Kelas 1 A
Kelompok 3 Keterampilan Membaca

Alfis Sa’adah (A1C413219)
Aulya Raudhatul Hasanah (A1C413235)
Mir’atun Nisa (A1C413007)
M. Bahaudin Umar (A1C43033)
M. Said (A1C413223)
Nisa Karnila (A1C413023)
Nurullita Annisa (A1C413095)
Rahmat Nur Maulani (A1C413047)
Rahmina Latifah (A1C413065)
Shaumi Khairunnisa (A1C413089)
Syahrirani (A1C413059)
Wanda Aulia (A1C413203)
Zara Yahyana (A1C413063)

Tugas 3
  1. Seharusnya kamu yang mencuci semua piring itu!
  2. Baju hijauku sudah terlihat lusuh.
  3. Sejak dari dulu saya sangat menghormati Prof. Dr. Saraswati, S.Pd, M.Pd.
  4. Wah, bagus sekali tas merah mudamu!
  5. Status di Facebookku selalu diperbaharui.

Selasa, 01 Oktober 2013

Analisis Makna Kata dalam Transkrip Kartun


SPONGEBOB SQUERPANT
Selasa, 1 Oktober 2013
Jam: 06.30
THE CAMPING


Squidward    :  ”Haah… Akhirnya akhir pekan datang juga. Akhir pekan yang sunyi, karena Spongebob dan Patrick sedang pergi berkemah, dan mereka pergi ke sebuah hutan yang lebat, dan tidak akan bisa kembali lagi.”
Spongebob   :  “Patrick, aku takut.”
Squidward    :  “Ho…ho… Itu sungguh mengharukan! Sudah lama aku tidak begini. Kasur lembut, secangkir teh, buku yang bagus, dua hari tanpa…, aha…ha…ha…ha…ha…ha…”
Spongebob   :  “Aha…ha…ha…ha…ha…ha…”
Squidward    :  “Apa?”
Spongebob   :  “Aha…ha…ha…ha…ha…ha…”
Squidward    :  “Spongebob, bukankah kau seharusnya camping?”
Spongebob   :  “Iya, aku sedang camping.”
Squidward    :  “Spongebob, bukan camping kalau cuma sepuluh kaki dari rumahmu.”
Spongebob   :  “O… Tidak peduli tempatmu dimana. Asalkan kau di alam terbuka, dan bukan sedang membaca buku di ranjang yang empuk. Aku disini sedang menikmati alam bebas. Kau mau bergabung denganku? Mau tidak?”
Squidward    :  “Tidak!”
Spongebob   :  “Baik. Bersenang-senanglah di dalam rumah!”
Patrick          :  “Ho…ho…ho…ho…”
Spongebob   :  “He…he…”
Squidward    :  “Apa maksudmu bersenang-senang di dalam rumah?”
Spongebob   :  “Sama dengan sampai ketemu besok.”
Squidward    :  “Oh… Begitu.”
Spongebob dan Patrick   :      “Bo…”
Squidward    :  “Kalian mengendap-endap? Aku lihat yang kau lakukan.”
Spongebob   :  “Apa?”
Squidward    :”    Jangan kau kira aku tidak melihat apa yang kau    lakukan!”
Spongebob   :  “Apa?”
Squidward    :  “Kau bilang aku tidak mampu, kan..?”
Spongebob   :  “Tapi aku…”
Squidward    :  “Diam! Kau berkata aku menyebalkan, kau berkata semoga aku senang di rumah, artinya aku tidak bisa mengalahkan kalian. Itu tidak akan pernah terjadi! Tidak mungkin! Sekarang selama satu malam aku akan bergabung bersama kalian , para pengecut. Jadi, biasakanlah!”
Spongebob   :  “Baiklah. Semoga senang didalam rumah!”
Squidward    :  “Jangan sombong! Akan ku buktikan kalau aku juga bisa camping!”
Spongebob   :  “Squidward akan camping bersama kita.”
Spongebob dan Patrick   :      “Aha…ha…ha…ha…”
Squidward    : “Sekarang akan ku tunjukkan siapa pecundang yang sebenarnya. Ini dia tenda otomatisku yang menggunakan remot kontrol. Lihat baik-baik!”
Spongebob   :  “Eh, bagus sekali, Squidward! Bagaimana caranya masuk?”
Patrick          :  “Iya, kelihatannya tidak beraturan.”
Squidward    :  “Ini belum berdiri, bodoh! E…ee…yau…”
Spongebob   :  “Catat, dia merobek tendanya!”
Patrick          :  “Baik.”
Squidward    :  “Hya..hya…hya…hya…hya…”
Spongebob   :  “Dia memukulkan tendanya ke tanah.”
Patrick          :  “Tentu.”
Squidward    :  “Eee…eee…yau…”
Spongebob   :  “Catat itu! Catat!”
Patrick          :  “baik.”
Squidward    :  “Eee…yau… Wah… Hah…  Walla… berbaring di bawah bintang sungguh tidak ada bandingannya.”
Spongebob dan Patrick   :      “Ye…ye…ye…ye..ye…”
Squidward    :  “Baik. Ini saatnya aku makan hidangan pembuka. Saat makan besar! Sedangkan kalian pasti makan ranting dan beras. Benarkan?”
Spongebob   :  “Oooo… Kau salah, squidward! Kami bawa makanan yang lebih enak, Marsh Mellow! Emmm… benar-benar enak…!”
Patrick          :  “sssttt… Patrick kepada spongebob, Patrick kepada Spongebob. Apa kau mendengarku? Ganti!”
Spongebob   :  “Sssttt… Spongebob kepada Patrick, aku mendengarmu, ganti!”
Patrick          :  “Sssttt… Patrick kepada Spongebob. Aku juga mau, ganti!”
Spongebob   :  “Sssttt… Spongebob kepada Patrick, aku juga mau.”
Patrick          :  “Sssttt…hah.”
Spongebob   :  “Sssttt…”
Patrick          :  “Sssttt…”
Spongebob   :  “Sssttt…”
Patrick          :  “Sssttt…”
Spongebob   :  “Sssttt…”
Patrick          :  “Ssssttt…”
Spongebob   :  “Sssttt…”
Patrick          :  “Sssttt…”
Spongebob   :  “Sssttt…”
Spongebob   :  “Spongebob kepada Patrick, silakan ambil sendiri! Ganti!”
Patrick          :  “Ooo… enak..! am…am… Patrick kepada Spongebob, ini adalah makanan yang paling enak!”
Squidward    :  “Iya, kalian bisa jadi astronot makan Marsh Mellow. Sedangkan aku mau makan daging kerang bulat Swedia. Aku mau ambil pembuka kaleng dulu.”
Spongebob   :  “Squidward, apa kau tidak takut ada beruang laut?”
Squidward    :  “Takut apa? Jaraknya cuma sepuluh kaki dari rumahku.”
Spongebob   :  “Tapi ini alam bebas. Katanya dia mengisi jiwa orang camping.”
Patrick          :  “Ini alam liar, loe…”
Squidward    :  “Baik, baik. Berikan Marsh Mellow kalian!”
Patrick          :  “A…a…a…huh…huh…a…a…a…huh…huh… a…a…a…huh…huh…”
Squidward    :  “hahahahaha… Ini baru santai.”
Spongebob   :  “Ya ampun..! Awas, Squidward! Squidward, kau baik-baik saja? Kunyah, kunyah, telan…!”
Squidward    :  “Hah…hah…hah…”
Spongebob   :  “Sudah lebih baik, kan?”
Squidward    :  “Dengar, ya! Aku baik-baik saja sampai kau melempar makananmu ke tenggorokanku.”
Spongebob   :  “Aku terpaksa! Sebab, berbahaya meniup klarinet kalau kita sedang berada di alam bebas. Bisa memancing beruang laut keluar.”
Squidward    :  “Beruang laut? Maksudmu makhluk itu? Mereka tidak ada!”
Spongebob   :  “Apa maksudmu?”
Squidward    :  “Beruang laut itu tidak ada. Itu hanya mitos!”
Spongebob   :  “Tidak, Squidward! Beruang laut itu ada. Sudah di tulis di Bikini Bottom Inquirer.”
Squidward    : “Aku menikahi beruang laut?”
Patrick          :  “Ya, dan di Fake Science Monthly.”
Squidward    :  “Beruang laut dan dongeng itu ternyata ada. Itu adalah hal terbodoh yang pernah aku dengar.”
Patrick          :  “Mungkin ini terdengar bodoh dan juga konyol.”
Spongebob   :  “Patrick benar, Squidward. Beruang laut mungkin tidak penting. Tapi, waktu aku ketemu orang ini, orang ini sepupunya sepupu, kemudian sepupunya, sepupunya lagi, ketemu sepupunya, dan sepupunya lagi, sepupunya dari sepupunya, sepupunya, e… sepupu dari sepupunya, e… sepupu, dan  sepupunya…”
Squidward    :  “Ya, mungkin kau benar. Aku harusnya lebih berhati-hati! Sekarang kalian beritahu saja kepadaku, apa-apa saja yang bisa mengusir beruang laut itu dari sini!”
Spongebob   :  “Baik, itu mudah. Pertama, jangan main Klarinet!”
Squidward    :  “Baik, itu yang pertama.”
Spongebob   :  “Jangan pernah memainkan lampu senter dengan cepat!”
Patrick          :  “Lampu senter itu dianggap undangan.”
Squidward    :  “Kau bercanda?”
Spongebob   :  “Jangan berhenti menatap sekitar!”
Patrick          :  “Iya!”
Squidward    :  “Teruskan!”
Spongebob   :  “Jangan makan keju!”
Squidward    :  “misalnya yang kotak?”
Spongebob   :  “Yang kotak bagaimana?”
Patrick          :  “Sssttt…sssttt…sssttt….”
Spongebob   :  “Kotak tidak apa-apa.”
Squidward    :  “Ya…ya…ya…ya…”
Spongebob   :  “Jangan pakai Topi Sumbrero!”
Patrick          :  “Atau baju bodoh!”
Spongebob   :  “Atau sepatu merah!”
Patrick          :  “Atau rok panjang!”
Spongebob   :  “Jangan pernah!”
Patrick          :  “Selamanya jangan!”
Spongebob   :  “Selamanya jangan!”
Patrick          :  “Jangan…!”
Spongebob dan Patrick   :      “Menari dan berteriak seperti kera!”
Spongebob   :  “e..”
Squidward    :  “Wow… ternyata banyak sekali hal yang harus dipertimbangkan.”
Patrick          :  “Iya, mengerikan…!”
Spongebob   :  “Kenapa?”
Squidward    :  “Dan tiba-tiba saja aku merasakan kita berada dalam bahaya.”
Spongebob   :  “Tidak…!”
Patrick          :  “Kenapa?”
Squidward    :  “Entahlah. Ini…ini hanya perasaanku saja.”
Spongebob   :  “Tidak…!”
Squidward    :  “Iya..!”
Spongebob   :  “Tidak…!’
Squidward    :  “Hu, huhu…”
Spongebob dan Patrick   :      “Squidward, ku mohon jangan lakukan!”
Squidward    :  “Huhu…huhuwa, haha, huhu, wahaha, wahaha,huhuhaha, huhuhuhahaha, huhuhu, hahaha!”
Patrick          :  “Spongebob, apa yang harus kita lakukan? Beruang laut sebentar lagi datang!”
Spongebob   :  “Jangan khawatir, Patrick! Aku bawa ranting. Kita bisa buat lingkaran Api Plonggos.”
Patrick          :  “Ide bagus! Ini juga dibahas di Fake Science Monthly bagaimana mengatasi serangan beruang laut.”
Squidward    :  “Hahahahahaha… Kalian benar-benar menghibur..! lihat! Aku sudah berusaha menarik perhatian beruang laut, tapi tidak terjadi apa-apa. Kalau benar beruang laut itu ada, kenapa dia tidak datang?”
Spongebob   :  “Karena kau salah mengenakan Topi Sumbrero dan baju bodohmu.”
Squidward    :  “Oh…huff… Maaf, bodohnya aku! Maksudnya yang seperti ini? Ha, ha, hahaha… hahahahaha…!”
Spongebob   :  “Bukan, bukan seperti itu!”
Beruang        :  “Errggg….”
Squidward    :  “Ha…a…aw…”
Beruang        :  “Hah…”
Squidward    :  “Ha…huhu…a…huhu…a…aw…”
Spongebob   :  “Squidward, kau baik-baik saja?”
Squidward    ;  “Tidak…!”
Spongebob   :  “Cepat masuk kedalam lingkaran api beruang laut sebelum dia kembali!”
Patrick          :  “Iya, beruang laut suka menyerang lebih dari sekali!”
Squidward    :  “Kalian gila! Mana mungkin lingkaran bisa menghntikan monster itu. Aku lebih baik lari!”
Spongebob dan Patrick   :      “Jangan…!”
Squidward    :  “Hua…hua…ha…”
Spongebob   :  “Kau jangan lari! Beruang laut benci itu!”
Squidward    :  “Terimakasih atas nasehatnya. Aku mau jalan pincang saja.”
Spongebob dan Patrick   :      “Jangan…!”
Squidward    :  “Hua…hu…a…a…a…a…a…”
Beruang        :  “Eerrggg…”
Spongebob   :  “Dia lebih benci orang yang jalannya pincang.”
Squidward    :  “Iya, ku rasa aku akan… hua..a…a…a…a…”
Beruang        :  “Eerrggg…”
Spongebob   : “Aku kan sudah bilang jangn merangkak!”
Squidward    :  “Hua… Lalu aku harus bagaimana?”
Spongebob   :  “Entahlah. Aku rasa dia tidak suka kau.”
Patrick          :  “Pura-pura saja kau jadi orang lain!”
Spongebob   :  “Ini, gambar saja lingkaran!”
Squidward    :  “Iya..”
Beruang        :  “Eerrggg…eerrggg…eerrggg…”
Spongebob   :  “gambarmu bentuknya oval! Harusnya kan lingkaran?”
Squidward    :  “Masa bodoh!”
Beruang        :  “E…eerrggg…eerrggg…hah…hah…hah…”
Squidward    :  “Hei..! Heh.. Berhasil! Kalian menyelamatkan hidupku!”
Spongebob dan Patrick   :      “Ya.., hahahaha…”
Spongebob   :  “Untung saja kita hanya bertemu dengan beruang laut. Karena lingakaran ini tidak mempan untuk badak.”
Squidward    :  “Kenapa kau percaya?”
Patrick          :  “Tadi yang menyerang itu beruang laut, kan?”
Badak           :  “Her…her…”
Spongebob   :  “e,e.. tenang…! Bukankah badak tidak ada di sekitar sini? Benarkan, Squidward?”
Badak           :  “Her…her…”
Squidward    :  “Hah….”


ANALISIS


1.        Makna Leksikal               :      Akhir, pekan, datang, sunyi, pergi, mereka, tidak, bisa, kembali, aku, dua, hari, apa, kau, iya, bukan, kaki, mau, sama, besok, kalian, lihat, bilang, diam, semoga, sekarang, satu, pernah, malam, siapa, ini, dia, masuk, belum, sudah, catat, bawah, makan, kami, bawa, ganti, ambil, adalah, rumah, jiwa, orang, ampun, awas, kunyah, telan, dengar, itu, dongeng, waktu, sepupu, pertama, main, lampu sentar, undangan, topi, seperti, sekali, iya, kenapa, kita, dalam, bahaya, mohon, jangan, harus, sebentar, lagi, datang, lingkaran, ide, bahasa, perhatian, cepat, masuk, dia, suka, mana, lari, jalan, rasa, gambar, hidup, tenang.

2.        Makna Gramatikal           :      Akhirnya, berkemah, mengharukan, secangkir, teh, bukankah, seharusnya, camping, sepuluh, rumahmu, tempatmu, asalkan, terbuka, membaca, dimana, disini, bergabung, bersenang-senanglah, bertemu, mengendap-endap, lakukan, melihat, berkata, menyebalkan,mengalahkan, terjadi, selama, bersama, biasakanlah, baiklah, buktikan, tunjukkan, seebenarnya, menggunakan, sekali, caranya, masuk, baik-baik, bagaimana, kelihatannya, beraturan, berdiri, merobek, tendanya, memukulkan, berbaring, bandingannya, saatnya,  pembuka, benarkan, makanan, benar-benar, mendengarku, silahkan, sendiri, mengambil, jaraknya, katanya, mengisi, berikan, melempar, terpaksa, berbahaya, meniup, berada, memancng, keluar, menikahi, ternyata, terbodoh, terdengar, ketemu, harusnya, berhati-hati, beritahu, mengusir, memainkan, dianggap, bercanda, berhenti, menatap, teruskan, selamanya, menari, berteriak, ternyata, dipertimbangkan, mengerikan, merasakan, berada, entahlah, perasaan, lakukan, mengatasi, serangan, benar-benar, menghibur, berusaha, menarik, apa-apa, mengenakan, maksudnya, menyerang, menghentikan, nasehatnya, pura-pura, berhasil, menyelamatkan, bertemu, menyerang, bukankah, benarkan.

3.        Makna Referensi             :      Hutan, kasur, buku, alam, ranjang, tenda, remot, tanah, bintang, hidangan, ranting, beras, Marsh Mellow, astronot, daging kerang bulat Swedia, pembuka kaleng, beruang laut, kaki, orang, tenggorokan, klarinet, makhluk, Bikini Bottom Inquirer, Fake Science Monthl, hal, keju, sombrero, kera, beruang laut, api, topi, badak.

4.        Makna Nonreferensi        :      Juga, yang, karena, sedang, akan, lagi, dan, sungguh, begini, tanpa, kalau, cuma, dari, dengan, sampai,begitu, kira, tapi, para, jadi, tentu, saat, kepada, juga, paling, dulu, saja, sebab, hanya, mungkin, sekitar, tiba-tiba, saja, ini, hanya, seperti, sebelum, atas, lain

5.        Makna Konotasi              :      empuk, mampu, pengecut, pecundang, otomatis,  kontrol, santai, mitos, konyol.

6.        Makna Denotasi              :      Lebat, takut, lama, lembut, bagus, peduli, sama, sombong, bagus, bodoh, besar, pasti, salah, lebih, enak, liar, baru, benar, penting, mudah, kotak, banyak, khawatir, kembali, sekali, gila, pincang.

7.        Makna Konseptual          :      Sepatu merah, rok panjang.

8.        Makna Asosiatif              :      alam bebas, baju bodoh, terima kasih.